Visca Barca,

Selamat datang di web Barca Blaugrana bagi pecinta sepakbola khususnya para penggemar Barcelona. Maksud & tujuan website ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan sesama pendukung Barcelona dalam berinteraksi, berbagi info & berdiskusi mengenai berbagai hal menyangkut klub kebanggaan kita bersama. saran dan kritikan akan kami terima untuk kebaikan website ini. Sekian dan terima kasih.

FIDELITAT BLAUGRANA SENSE LIMITS, SOMOS LOS MEJORES, VISCA BARCA.

Rabu, 30 Januari 2013

Membantai Singa Terkapar atau Membangunkan Singa Tidur?


Judul artikel di atas rasa-rasanya sedikit provokatif bila dikaitkan dengan sebuah laga antara dua klub paling sukses di tanah Spanyol, yakni FC Barcelona dan Real Madrid CF. Siapa yang terkapar? Siapa yang tidur? Sebelum menyaksikan rivalitas abadi berjudul El-Clasico pada edisi semfinal I Copa del Rey 2012/2013, mari sekilas kita mengulas persiapan dan kondisi terakhir kedua tim ini.
Tak lama berselang, sekitar pertengahan bulan ini, sebuah iklan yang menampilkan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sedang saling mengirim SMS diluncurkan oleh media Al-Jazeera. Keduanya terlihat sangat antusias mengetik di keypad masing-masing soal kemenangan dalam laga antara klub yang mereka bela. Tapi tunggu dulu, yang mereka antisipasi lewat saling ber-SMS-an itu ternyata adalah laga El-Clasico edisi La Liga yang dijadwalkan akan dilangsungkan pada 7 Maret 2013.
Entah karena pesimis dengan prospek pertemuan keduanya di turnamen lain, yakni Copa del Rey, iklan tersebut tidak mengarahkan pecinta El-Clasico untuk menantikan pertemuan lebih awal keduanya di Copa del Rey. Idealnya iklan tersebut ditahan lebih lama sedikit untuk kemudian diluncurkan pada Kamis malam lalu (24 Januari 2013) waktu setempat setelah keduanya benar-benar memastikan satu tempat di semifinal Copa del Rey.
Bagaimana kesan yang tertangkap lewat diluncurkannya iklan tersebut mungkin terkait dengan kondisi terakhir kedua tim laga yang dijadwalkan pada Rabu malam, 30 Januari 2013, waktu setempat. Setidaknya bila dibandingkan dengan kondisi kedua tim saat El-Clasico terakhir digelar pada 7 Oktober 2012, kedua tim mengarungi musim pada rel yang berbeda. Okelah di Liga Champions dan Copa del Rey keduanya sama-sama terus melaju, tetapi di La Liga, sejak terakhir kali bertemu pada jornada 7 tersebut, Barca mampu memenangkan 13 laga dengan hanya sekali kekalahan dari 14 pertandingan. Sebaliknya, Madrid menelan dua kekalahan, dua hasil seri dan mereguk sepuluh kemenangan. Kemampuan keduanya mendulang poin seolah-olah sudah tak sesengit dulu. Madrid terlalu sering kehilangan poin.
Fakta soal kesenjangan hasil di La Liga masih ditambah dengan kesiapan para punggawa kedua tim menjelang laga nanti. Kita berbicara untuk mereka yang masuk lapangan dulu. Dari kondisi terakhir Los Blaugranas, seluruh pemain inti siap tampil. Mari abaikan ketiadaan beberapa pemain seperti Eric Abidal dan Jonathan dos Santos, karena toh sepanjang musim ini Barca sudah terbiasa tampil tanpa mereka. Tentu ini dengan maksud tidak untuk meremehkan kualitas keduanya.
Hal sebaliknya terjadi di kubu Si Putih. Cedera yang mendera kiper Iker Casillas dan bek Pepe, serta larangan bertanding atas Sergio Ramos, Fabio Coentrao dan sayap kiri Angel di Maria pasti akan berdampak signifikan terhadap komposisi starting-eleven Madrid. Bahwa Casillas dan Ramos adalah bagian tim terbaik dunia 2012 pada malam penganugerahanBallon d’Or kemarin sudah cukuplah bercerita soal perbedaan kualitas yang mungkin terjadi di atas lapangan nantinya.
Setelah menyoal mereka yang masuk ke dalam lapangan, ada satu faktor penting yang juga harus dicermati, yakni mereka yang berdiri di pinggir lapangan, alias pelatih. Jordi Roura kemungkinan masih akan mendampingi tim Barca sambil menunggu pelatih utama Tito Villanova pulih kesehatannya. Selama masa ambil-alih fungsi kepelatihan ini, Roura terlihat cukup mumpuni menjalankan tugasnya.
Kontras dengan harmonisasi tim yang berlangsung di kubu Barca, Jose Mourinho terus bergulat dengan konflik sepanjang musim ini. Jangankan selesai mengurus konflik di internal Madrid, Mou pun masih menyempatakn diri berkicau soal liga-liga lainnya. Begitu tajamnya konflik di Madrid hingga banyak pihak yang mesti menyampaikan pernyataan ke depan publik. Akhirnya tak jarang pernyataan-pernyataan itu justru saling membantah satu sama lain. Terkait kontroversi soal susunan pemainnya belakangan ini, sebuah pengandaian pun muncul, akankah Mou tetap memainkan Antonio Adan di El-Clasicoseandainya Casillas (yang dalam beberapa pertandingan dicadangkannya tanpa alasan teknis yang jelas) tidak cedera? Atau kalau mau diperpanjang lagi, bila pembenaran oleh Mou adalah kualitas Adan layak menggantikan Casillas, siapa diantara Adan dan Diego Lopez (yang baru saja digaet dari Sevilla pada jeda transfer Januari ini) yang akan dipasangnya sebagai kiper utama pada laga besok malam?
Yang diuraikan di atas adalah faktor teknis dan non-teknis yang layak dipertimbangkan. Namun, bagaimana kira-kira Mou dan Roura akan menyusun komposisi kedua tim saat berlaga nanti?
Bagi Barca, posisi penjaga gawang adalah jatah Jose Pinto. Berbeda dengan komposisi tim di liga yang selalu menempatkan Victor Valdes sebagai kiper utama, Barca selalu memainkan Pinto di ajang Copa del Rey. Menutup Pinto, di depannya akan bermain empat bek, Dani Alves – Gerard Pique – Carles Puyol – Jordi Alba. Dari keempatnya, penempatan Alves yang sedikit dilematis.
Ada dua alternatif untuk posisi Alves. Yang pertama dengan menggeser Puyol sebagai bek kanan, posisi yang lazim dilakoninya di masa awal berbaju tim senior Barca, dan memainkan Javier Mascherano berduet dengan Pique. Alternatif kedua dengan memainkan Adriano Correia sebagai bek kanan. Alasan untuk kedua alternatif ini relatif berdekatan, yakni meredam efek samping terlalu seringnya Alves naik membantu serangan. Namun, bila mengacu kepada kondisi absennya Coentrao dan di Maria di pihak Madrid, maka lebih kecil kemungkinan serangan berbahaya Madrid akan berasal dari sektor kiri mereka. Marcelo diprediksi akan bermain penuh sebagai bek kiri, sementara Mesut Oezil mengisi pos di Maria. Berbeda dengan di Maria yang lebih banyak membawa bola menyisir garis lapangan di sektor kiri Madrid, Oezil lebih umum berlari melintang menuju kotak penalti lawan. Maka dengan kondisi demikian, sepanjang Alves langsung ditutup Pique atau Busquets, upaya Madrid mengeksploitasi sektor bek pertahanan kanan Barca akan lebih mudah diredam nantinya.
Masuk ke sektor gelandang, tidak dimainkannya Iniesta pada laga kontra Osasuna di liga kemarin akan memberikan tenaga lebih buat Barca bila ia ditampilkan di El-Clasico nanti.Top-assist Barca yang sudah mencetak 12 assists sampai pekan ke-21 La Liga diharapkan akan menampilkan ilusi-ilusi baru lagi lewat aksinya mengirimkan umpan terukur di tengah kepungan bek lawan. Duetnya dengan Xavi Hernandez akan ditopang oleh Sergio Busquets sebagai gelandang bertahan. Mereka bertiga akan bertarung seru dengan trio Xabi Alonso – Sami Khedira – Luka Modric memenangkan sektor lapangan tengah.
Di sektor tengah, dilema lebih terasa di kubu Madrid. Jam terbang Modric di La Liga yang masih sedikit bisa menimbulkan keraguan efektivitas perannya di laga sekeras El-Clasico. Ada dua alternatif yang dimiliki Madrid. Pertama, Mou akan memainkan formasi 4-4-2 tanpa pengatur serangan yang berdiri di depan dua gelandang bertahan. Artinya, pada skema ini, Xabi dan Khedira bermain peran seperti “pasir hidup” yang membiarkan pemain-pemain Barca berputar-putar memainkan bola mendekati kotak penalti Madrid, dan begitu mendapat bola, mereka mengirim bola lambung ke sektor sayap yang diisi Ronaldo, atau langsung ke depan menuju salah satu dari duet Karim Benzema dan Gonzalo Higuain. Untuk alternatif kedua, kita tidak boleh lupa akan satu nama, Michael Essien. Bukti bahwa dia ‘diselamatkan’ Mou pada awal musim ini menunjukkan bahwa Mou memiliki kepercayaan akan kualitasnya. Bila memainkannya di sektor tengah, berarti akan Mou menderetkan Khedira – Xabi – Michael Essien sebagai tiga gelandang bertahan, dengan Xabi yang berfungsi sebagai double-agent, yakni mengkoordinasi sektor pertahanan dan mengalirkan bola ke depan sebelum diolah oleh Oezil.
Di sektor depan Barca, pemain yang sudah pasti bermain adalah Messi. Bila diturunkan, Pedro akan resmi memainkan pertandingan ke-200-nya bagi Barca di seluruh ajang kompetisi. Satu slot tersisa tampaknya akan diisi oleh Alexis Sanchez. Kegesitannya berjibaku melawan hadangan bek lawan akan bermanfaat saat berpindah posisi dari sayap menjadi ujung tombak. Dari pihak Madrid, formasi empat belakang mereka akan berbeda dengan absennya Pepe, Ramos dan Coentrao. Stok murni yang tersisa di sektor ini adalah Alvaro Arbeloa, Ricardo Carvalho dan Raphael Varane. Namun dengan pengalaman berkolaborasi saat membela Chelsea, bisa saja duet Essien dan Carvalho justru menjadi sebuah kejutan dari Mou. Memang keduanya sudah tidak selincah dulu, dan lagi Essien sendiri berposisi asli gelandang bertahan. Tapi Barca selalu harus siap dengan modifikasi posisi pemain oleh Mou, seperti saat ia mendorong Pepe sebagai gelandang bertahan dalam beberapa El-Clasico sebelumnya, atau menarik mundur Essien sebagai bek kiri di beberapa pertandingan liga musim ini. Sekalipun uzur, tetapi bila keduanya ditutup dengan efektif oleh dua gelandang bertahan di depannya, cukup masuk akal bila Mou beranggapan kekurangan lewat adu fisik akibat faktor umur akan dapat tertutupi.
Nah, di bawah mistar adalah pertaruhan terbesar Mou. Seperti yang disampaikan di atas, kontroversi sebenarnya meliputi posisi penjaga gawang Madrid pada beberapa pekan belakangan ini. Masuknya Lopez tidak serta merta menyelesaikan polemik tersebut. Memang, Lopez cukup rendah hati dengan mengatakan bahwa dia tidak datang ke Madrid untuk mengambil posisi Casillas. Namun, memainkan salah satu diantara dirinya dan Adan tetap tidak menggaransi kualitas yang setara dengan Casillas. Di sinilah peluang emas harus bisa dioptimalkan oleh penyerang-penyerang Barca, karena bagaimanapun antara kiper dan barisan belakang Madrid belum tentu langsung klop koordinasinya pada laga nanti.
Di atas segala analisa tadi, judul pertemuan keduanya akan tetap sama, yakni El-Clasico. Di sini ada dua warna yang sangat berbeda, mewakili dua entitas sepakbola dan simbol kemasyarakatan yang bertolak belakang, dan sepanjang sejarah telah mampu menggerakkan sepakbola sebagai sebuah industri yang dampaknya hingga ke penjuru bumi. Bagi para Barcelonistas, absennya beberapa bintang Madrid dan luka psikologis yang masih membekas di internal lawan bukan berarti partai ini akan dengan mudah dilakoni Barca. Selain faktor tuan rumah bagi lawan, kondisi setengah mengenaskan Madrid di liga bisa jadi pemicu pemain-pemain yang jarang tampil untuk justru tampil trengginas memukau sang pelatih. Bila begini kejadiannya, Madrid justru akan bangkit layaknya singa tidur yang baru saja dibangunkan.
Selamat menikmati malam laga penuh bintang, El-Clasico edisi semifinal pertama Copa del Rey 2012/2013. Semoga Barca menang.
Copa Del Rey Semifinal 1st Leg
Real Madrid – FC Barcelona
Venue : Santiago Bernabeu
Wasit : Clos Gomez
Stasiun TV : Trans TV
Perkiraan formasi:
Madrid (4-3-3): Adan; Arbeloa, Essien, Carvalho, Marcelo; Xabi, Khedira, Modric; Ronaldo, Oezil, Higuain.
Barca (4-3-3): Pinto; Alves, Pique, Puyol, Alba; Busquets, Xavi, Iniesta; Sanchez, Messi, Pedro.

Visca Barca
!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar