Visca Barca,

Selamat datang di web Barca Blaugrana bagi pecinta sepakbola khususnya para penggemar Barcelona. Maksud & tujuan website ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan sesama pendukung Barcelona dalam berinteraksi, berbagi info & berdiskusi mengenai berbagai hal menyangkut klub kebanggaan kita bersama. saran dan kritikan akan kami terima untuk kebaikan website ini. Sekian dan terima kasih.

FIDELITAT BLAUGRANA SENSE LIMITS, SOMOS LOS MEJORES, VISCA BARCA.

PSG, Rute Non-Historis Barca di Eropa


messi
Undian babak 8 besar Liga Champions 2012/13 mempertemukan FC Barcelona dan Paris Saint-Germain FC, atau yang biasa disingkat PSG. Laga antara keduanya di Stadion Parc des Princes, Paris, pada Selasa 2 April 2013 malam nanti merupakan yang pertama kali setelah 15 Maret 1995, dimana hasil agregat 3-2 mengantarkan sebuah tiket semifinal bagi PSG di ajang yang sama.
PSG bukanlah kontestan ‘wajib’ Liga Champions. Terakhir kali mereka masuk ajang ini lewat tiket juara Ligue 1 adalah musim 1994/95, persis pada musim dimana mereka bertemu Barca. Setelah gelar juara liga 1993/94, prestasi mereka naik turun tak menentu. Lima kali meraih posisi runner-up, namun bukan hal yang jarang mereka nyaris terdegradasi. Sebut saja raihan peringkat 15 dan 16 di Ligue 1 pada musim 2006/07 dan 2007/08. Maka jangan heran bila kita melihat riwayat Les Parisiens di tiap musimnya, nama mereka muncul bergantian di kancah Liga Champions, Piala UEFA atau tidak ikut turnamen apapun di benua biru tersebut.
Prestasi tim terlihat mulai stabil lagi setelah datangnya injeksi modal oleh Qatar Investment Authority (QIA) pada musim panas 2011 dengan membeli mayoritas saham klub sebanyak 70%. Klub mulai berbelanja, dari level pemain, pelatih hingga manajemen klub. Javier Pastore, gelandang serang Argentina yang bersinar di Palermo, Italia, digaet untuk menyambut musim 2011/12. Saat jendela transfer tengah musim dibuka, trio pemain bertahan berdarah Brasil diangkut dari tiga klub berbeda, Maxwell dari Barca, Alex dari Chelsea, dan Thiago Motta dari Inter Milan. Dua pemain pertama kini menjadi pemain andalan PSG di lini belakang.
Selain membenahi kualitas pemain di lapangan, investor baru juga mempermak komposisi manajemen dan pelatih. Leonardo Nascimento do Araujo atau yang biasa kita kenal dengan Leonardo, yang masih terikat kontrak sebagai pelatih di Inter Milan pada pertengahan 2011, dibajak oleh PSG. Namun ia bukan bertindak sebagai pelatih di klub barunya tersebut, melainkan direktur sepakbola. Di posisi pelatih, PSG kemudian melanjutkan pembenahannya dengan merekrut Carlo Ancelotti pada 30 Desember 2011. Tak tanggung-tanggung, sebuah nama besar juga turut hadir di dalam tim kepelatihannya, yakni Claude Makalele, si petarung tangguh di lini tengah Real Madrid dan Chelsea pada era saat dia masih bermain.
Seperti umumnya terjadi, kepindahan pelatih diikuti oleh pemain, maka kedatangan Don Carletto ke PSG juga diikuti oleh transfer mahal atas mantan pemainnya di AC Milan, Thiago Silva dan Zlatan Ibrahimovic. Mereka ditargetkan oleh QIA untuk menjadi pemutus mata rantai yang hilang dari misi ‘menjajah’ sepakbola Eropa. Ambisi ini semakin terlihat dengan keputusan QIA membeli 30% saham minoritas klub pada 2012, hingga mereka sah menjadi pemilik tunggal PSG.
leo messi
Maka seperti inilah gambaran singkat tim yang akan dilawat Si Biru Merah pada malam nanti. Bermodalkan dana melimpah dari Qatar, bermanajemenkan mantan pelatih dan pemain AC Milan, diarsiteki mantan pelatih AC Milan, dan didominasi mantan pemain Serie A ataupun yang berdarah Latin.
Di PSG, Don Carletto mengusung dua pola yang hampir sama seringnya ia terapkan, yakni 4-3-3 dan 4-4-2. Walau terkesan pola yang disebut pertama menempatkan lebih banyak pemain bernaluri serang, di tangan Ancelotti pola tersebut justru lebih defensif karena memainkan tiga gelandang bertahan sekaligus. Namun mengingat laga putaran pertama ini akan dilangsungkan di Paris, Ancelotti tampaknya akan lebih berani untuk memilih 4-4-2, dimana serangan balik akan ditargetkan pada duet penyerang Ezequiel Lavezzi dan Ibrahimovic. Apalagi dengan kehadiran sayap lincah baru, Lucas Moura, yang baru didaratkan PSG pada bulan Januari lalu, maka terdapat alasan rasional memaksimalkan serangan bagi tim tuan rumah pada laga ini.
Mistar gawang PSG akan dijaga oleh kiper berusia 26 tahun asal Italia, Salvatore Sirigu. Jangan remehkan kualitasnya. Dia adalah kiper ketiga tim nasional Italia di Euro 2012 yang lalu. Bila Barca punya bintang Lionel Messi yang tak henti mencetak gol di 19 laga La Liga secara beruntun, maka Sirigu berhasil menjaga clean-sheet gawang PSG dalam 8 laga berturut-turut sejak pekan ke-16 hingga ke-23.
Di depan Sirigu, berdiri kokoh duet bek berkewarganegaraan Brasil, Alex dan Thiago Silva. Mereka akan diapit oleh bek kiri Maxwell dan bek kanan Christophe Jallet. Bila di kompetisi lokal, kuartet ini menjadi kekuatan PSG hingga hanya mampu dibobol 20 kali oleh lawan-lawan mereka dalam 30 pekan Ligue 1, maka di level Eropa, lini belakang menyumbang nyaris 25% gol PSG dari 8 matchday yang sudah berlangsung. Maka Barca nantinya sangat perlu mewaspadai bila dalam situasi bola-bola mati, salah satu diantara duet Alex dan Thiago Silva sudah menyusup di dalam kotak penalti Barca.
Di tengah, Ancelotti mempercayakan jangkar permainan pada duet gelandang tim nasional Perancis, Blaise Matuidi dan Jeremy Menez. Dua gelandang ini akan berbagi peran menjaga wilayah pertahanan PSG sekaligus mengatur skenario serangan dari kedalaman area sendiri. Ditambah bek kanan Jallet, mereka adalah ‘perwakilan’ PSG dalam tim nasional Les Bleus yang ditekuk La Furia Roja Spanyol pada tengah pekan lalu. Maka, walaupun keduanya memiliki umpan terukur, Barca yang mendominasi komposisi tim nasional Spanyol pada laga kualifikasi Piala Dunia 2014 tersebut dengan menempatkan tujuh pemain sebagai starter, setidaknya sudah memiliki pengalaman untuk mengunci permainan duet Matuidi dan Menez sejak lapangan tengah.
Untuk mengoptimalkan potensi sayap, Ancelotti tidak akan lama untuk memutuskan menempatkan Moura di kanan dan Pastore di kiri. Moura, walaupun baru saja didatangkan dari Sao Paulo, namun telah menunjukkan adaptasi yang cepat dengan gaya permainan PSG. Bahkan dalam debutnya di Liga Champions, ia langsung mencatatkan sebuah assistbagi gol Pastore ke gawang Valencia pada putaran pertama babak 16 besar yang lalu. Ia pun nyaris mencetak sebuah gol kala tembakannya hanya membentur tiang gawang pada laga tersebut.
Kombinasi Pastore dan Moura idealnya akan menjadi ancaman serius bagi bek sayap Barca. Kelincahan keduanya dalam menggiring bola harus segera ditutup oleh barisan pertahanan Barca. Walaupun dalam duel satu lawan satu terhadap mereka masing-masing, Barca memiliki kualitas bertahan yang lebih baik pada bek sayapnya, namun jangan lupa bahwa ketika upaya mereka melakukan solo-run menyisir sisi sayap Barca gagal, maka pilihan langsung dengan mengirim bola lambung ke kotak penalti Barca juga sama berbahayanya bagi gawang Victor Valdes. Tentu saja karena ada penyerang jangkung Ibrahimovic yang sudah siap di sana dengan segala triknya dalam mencetak gol.
Satu hal yang harus sangat diantisipasi Barca adalah peran Ibrahimovic. Dia bisa menjadi penyelesai akhir, namun dia pun adalah pengumpan ulung. Statusnya sebagai top-scorerLigue 1 dengan 25 gol dan top-assist Liga Champions dengan lima assists menunjukkan ia bisa menjadi bunglon tergantung situasi permainan yang tengah berlangsung. Namun satu hal yang dapat diantisipasi Barca adalah bahwa Ibrahimovic lebih berbahaya bila sedang menguasai bola. Maka bila memang nantinya dia diduetkan dengan top-scorer PSG di Liga Champions, Lavezzi, Barca harus berhati-hati dengan cara Ibrahimovic dan Lavezzi berbagi tugas sebagai pengumpan dan penyelesai akhir.
Dari sisi Barca, 4-3-3 akan tetap ditampilkan sebagai formasi utama. Hanya satu pertimbangan penting bagi Francesc ‘Tito’ Villanova ataupun Jordi Roura adalah jangan menempatkan lebih dari dua gelandang serang. Cukup memilih dua diantara Andres Iniesta, Cesc Fabregas, Thiago Alcantara dan Xavi Hernandez.
Boleh dibilang, sejujurnya sangat sedikit nuansa historis pada level klub pada pertemuan kedua tim malam ini. Yang akan terjadi justru percikan-percikan emosi karena persinggungan masa lalu antara beberapa komponen dari kedua tim saat berbendera tim lain, mulai dari barisan pemain hingga pelatih. Maka, pertemuan kedua tim adalah pertemuan tanpa nuansa historis antara sebuah klub yang sudah lama berjaya di Eropa dengan sebuah klub yang baru saja dicekoki limpahan lembaran Dollar untuk berjaya di kawasan yang sama. Siapa yang menang? Sekilas Barca unggul di segala lini, namun tak ada alasan untuk lengah, apalagi sampai kalah. Seperti kata David Villa, “Jangan lagi terulang kekalahan di Milan.”
psg vs barca
Perkiraan formasi:
PSG (4-4-2): Sirigu; Jallet, Alex, Thiago Silva, Maxwell; Moura, Menez, Matuidi, Pastore; Ibrahimovic, Lavezzi.
Barca (4-3-3): Valdes; Alves, Pique, Mascherano, Alba; Busquets, Xavi, Iniesta; Sanchez, Messi, Villa.
Visca Barca!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar